Cara Menghadapi Konflik
Kalau manusia berusaha bekerja bersama, sering kali
akan timbul konflik! Setiap manusia unik, berbeda dari orang lain. Sering kali juga perbedaan ini
akan
menimbulkan kesalah-fahaman. Ada lima kemungkinan cara untuk menyelesaikan konflik. Sering kali
pasangan memakai caranya berbeda waktu menghadapi konflik.
1. Mengundurkan diri: Suami atau isteri menganggap tidak ada harapan dalam
penyelesaian konflik ini.
Lebih baik mundur dari konflik saja.
2. Menyerah: Suami atau isteri tidak setuju dengan pandangan pasangannya, tetapi daripada ribut, ya, biarlah. Menyerah saja tetapi dengan perasaan tidak enak.
Tidak apa kalau saya yang berkorban, yang penting tidak ada ribut di
rumah!”
3. Menang: Suami atau isteri merasa dirinya harus selalu menang! Kalau kemauannya tidak dituruti, dia akan terus bertengkar.
4. Berkompromi: Beberapa permintaan pasangannya dituruti, tetapi
sebagai gantinya
pasangan perlu rela menyerah dalam beberapa hal
lain juga.
5. Menyelesaikan hal bersama: Suami dan isteri berdialog secara terbuka. Akhirnya tercapai suatu sepakatan yang keduanya dapat menerima dengan senang.
Jelas bahwa nomor 4 dan 5 diatas adalah cara yang lebih sehat daripada cara-cara yang lain itu. Walaupun pasangan sudah lama menikah, pasti juga kadang-kadang masih
akan timbul konflik. Yang penting mereka harus berusaha berkomunikasi dengan baik dan
secepatnya menyelesaikan persoalannya bersama. Lalu bersepakatan memilih solusi yang dapat diterima kedua pihak.
Enam Prinsip untuk Menyelesaikan Konflik
Secara Baik
1. Selesaikan konflik sedini mungkin Sebaiknya pasangan langsung membahas
perselisihannya pada saatnya terjadi. Lalu langsung menyelesaikannya dan memaafkan orang yang bersalah supaya tidak menyimpan dendam secara bertumpuk-tumpuk untuk
dipakai sebagai senjata pada waktu terjadi konflik di
kemudian hari.
2. Hanya membicarakan satu masalah setiap kali. Janganlah membangkit-bangkitkan semua kesalahan-kesalahan lain dari masa lalu yang sebenarnya sudah diselesaikan dahulu.
3. Selesaikan masalah yang spesifik. Sebaiknya pasangan tidak secara umum
menyalahkan teman hidupnya, melainkan secara pelan-pelan membuka hal spesifik yang menjadi masalah pada saat itu.
4. Menyerang masalahnya bukan menyerang pribadinya. Sangat sehat kalau suami
atau isteri berhati-hati mengatakan hal yang menjadi masalah secara jelas dan tidak
menkritikkan pribadinya pasangannya.
5. Buang Bomnya. Janganlah menyimpan dendam dan marah sampai lama lalu tiba-
tiba
melampaiskan seluruh kesalahan seperti ledakan "bom
nuklir" besar. Tindakan
memakai ledakan ini
dapat melukai dan merusakkan anggota keluarga lain sampai lama,
lebih lagi anggota keluarga yang tidak berdaya.
6. Menjalin pengertian. Sebaiknya pasangan berusaha untuk selalu memakai cara
berkomunikasi yang terbuka dan sehat. Mendengarkan secara aktif perkataan dan perasaan yang sedang diungkapkan teman hidupnya. Mengecek kembali supaya pasti mengerti apa yang baru dikatakan teman hidupnya. Sangat baik kalau suami dan isteri
keduanya menganggap kebutuhan teman hidupnya lebih utama daripada keinginan diri
sendirinya.